Beranda | Artikel
Besarnya Kasih Sayang Allah (Bag. 4): Rahmat Allah Mendahului Murka-Nya
5 hari lalu

Manusia tentu tidak pernah lepas dari yang namanya dosa dan maksiat. Tidak ada manusia di muka bumi ini yang terbebas dari kesalahan. Terjerumusnya hamba kepada dosa dan maksiat merupakan sebuah hal yang wajar, karena manusia diciptakan memiliki syahwat dan hawa nafsu. Dua hal inilah yang merupakan di antara penyebab seorang hamba terjerumus ke dalam kemaksiatan. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dalam kondisi banyak melakukan kesalahan. Dan apabila manusia tidak melakukan dosa, maka Allah pun akan melenyapkannya dan mengganti mereka dengan manusia yang lain yang berbuat dosa kemudian bertobat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian dan benar-benar akan menciptakan suatu kaum yang mereka berbuat dosa, kemudian memohon ampunan kepada Allah, lalu Dia pun mengampuni mereka.[1]

Kendati demikian, tentu kita harus mengakui bahwa diri kita ini banyak berlumuran dengan dosa dan maksiat. Hanya saja, Allah ‘Azza Wajalla yang Maha Pemurah yang menutupi semua aib kita. Andaikan Allah jadikan setiap dosa atau maksiat yang dilakukan oleh kita dapat dicium oleh manusia, niscaya tidak akan ada seorang pun yang mau mendekati kita. Sekalipun itu ayah, ibu, suami, istri, anak, dan orang-orang terdekat kita. Allah yang Mahaluas rahmat-Nya selalu menutupi aib kita dan memberikan kesempatan kepada kita untuk bertobat. Allah berfirman,

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[2]

Salah satu bentuk rahmat Allah adalah ampunan Allah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ:اَللّـهُمَّ اغْفِرْلِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى:أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ:أَيْ رَبِّ اغْفِرْلِي ذَنْبِي، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ:أَيْ رَبِّ اغْفِرْلِي ذَنْبِي، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ، اِعْمَلْ مَاشِعْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ.

Jika seorang hamba melakukan dosa, lalu berkata, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku,’ maka Allah Tabaraka wa Ta’ala, berfirman, ‘Hamba-Ku telah melakukan dosa, lalu ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang akan mengampuni dosa dan menghapusnya. Kemudian ia mengulangi perbuatan dosanya.’ Lalu, orang tersebut berkata, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku,’ maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku telah melakukan dosa, lalu ia mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang mengampuni dosa dan menghapusnya.’ Kemudian ia mengulangi lagi perbuatan dosanya. Lalu, ia berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosaku,’ maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman lagi, ‘Hamba-Ku telah melakukan dosa. Lalu, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang mengampuni dosa dan menghapusnya, berbuatlah apa yang engkau kehendaki, karena Aku telah memberi ampunan untukmu.’[3]

Allah ‘Azza Wajalla akan mengampuni seluruh dosa hamba-Nya, walaupun dosa itu sebesar bumi dan setinggi langit. Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman,

يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً

‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.’[4]

Allah ‘Azza Wajalla merupakan Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah berfirman,

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[5]

Ada sebuah ketetapan dari Allah ‘Azza Wajalla kepada dirinya sendiri di kala Allah menetapkan penciptaan makhluk. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam bersabda,

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابٍ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي

Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas Arsy, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.’[6]

Allah berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.[7]

Hadis di atas merupakan kabar gembira bagi seluruh hamba-Nya. Kita mengetahui Allah ‘Azza Wajalla memiliki azab dan siksaan yang pedih bagi para pelaku maksiat, namun rahmat Allah jauh lebih besar dari azab dan murka-Nya. Ketetapan ini patut kita syukuri dengan memperbanyak amal ibadah dan semakin bersemangat untuk meninggalkan kemaksiatan. Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi hamba-hamba yang pandai untuk bersyukur dan menerima segala amal ibadah dan tobat kita. Wallahu a’lam.

[Bersambung]

***

Diselesaikan di Temanggung, 14 Rajab 1446

Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan


Artikel asli: https://muslim.or.id/103103-besarnya-kasih-sayang-allah-bag-4-rahmat-allah-mendahului-murka-nya.html